Rumah Mungil Yang Sehat ~ Rumah merupakan salah satu kebutuhan dasar bagi Manusia. Fungsinya sebagai ruang tempat berlindung, membina keluarga yang sehat jasmani dan rohani, serta sejahtera. Rumah Idaman keluarga yang memenuhi kriteria sehat tidak identik dengan hunian mewah dan besar. Namun, rumah sederhana (mungil) dapat juga memenuhi tuntutan akan kesehatan dan layak huni asalkan kondisi standar fisik, kimia dan biologi menunjang penghuni untuk memperoleh kondisi kesehatan yang optimal.
Rumah Mungil Yang Sehat
Memiliki rumah mungil yang sehat menjadi impian setiap orang. Rumah yang memberikan rasa segar dan kenyamanan sehingga mendukung produktivitas penghuni. Untuk menciptakan suasana tersebut, berikut beberapa aspek rumah sehat yang harus diperhatikan.
- Ventilasi Rumah
- Pencahayaan
- Keberadaan Air Bersih
"Air adalah sumber kehidupan". Ketersediaan air bersih dalam rumah menjadi faktor penentu kesehatan, sebab sebagian besar zat pembentuk tubuh manusia terdiri dari air, sekitar 75%. Kebutuhan air bersih setiap orang dalam rumah yaitu sekitar 60 liter per hari, yang kualitasnya sesuai dengan Permenkes 416 tahun 1990 dan Kepmenkes 907 tahun 2002.
- Pengelolaan Limbah Rumah Tangga
Ventilasi atau sirkulasi udara dalam rumah penting menunjang kesehatan. Ventilasi yang dimaksud berupa bukaan-bukaan dalam rumah, seperti jendela, lubang angin, pintu, serta lubang di atap dan plafon. Rekomendasi dari Ir Sukendro S. P, dari Nataneka Architects mengemukakan bahwa tempatkan jendela rumah dengan posisi saling berhadapan (cross ventilation) agar angin dapat mengalir bebas ke seluruh ruangan. Dengan begitu udara akan masuk dari satu sisi dan keluar dari sisi seberangnya, begitu pun dengan kondisi sebaliknya.
Arsitek Andry Hermawan juga mengemukakan bahwa berdasarkan ilmu fisika, bangunan yang berada di dalam zona nyaman biasanya memiliki temperatur udara berkisar 22–30 derajat Celsius.
Rumah mungil yang sehat membutuhkan pencahayaan yang cukup. Pencahayaan dalam rumah juga sangat dipengaruhi oleh ventilasi, sehingga diusahakan agar menggunakan ventilasi yang menunjang masuknya cahaya matahari dalam ruangan, utamanya Jendela rumah. Rekomendasi WHO untuk kebutuhan cahaya alami dalam rumah yang memenuhi standar kesehatan adalah 60 – 120 Lux.
Kurangnya cahaya masuk ke ruangan (cahaya matahari) membuat kurang nyaman, serta dapat menunjang hidup dan berkembangnya bibit penyakit. Sedangkan jika kelebihan cahaya dapat menyebabkan silau dalam rumah, penghuni menjadi gerah, dan kondisi paling merugikan dapat merusak mata.
Limbah rumah tangga berasal dari dapur, kamar mandi, cucian, limbah bekas industri rumah tangga dan kotoran manusia. Dalam air limbah banyak terdapat bahan/zat yang sulit dihilangkan dan sifatnya berbahaya, juga menjadi sumber kehidupan bagi kuman-kuman penyebab penyakit. Oleh karena itu, limbah rumah tangga harus diolah agar tidak menimbulkan pencemaran dan tidak membahayakan bagi kesehatan. Setidaknya dapat meminimalisir pencemaran lingkungan sekitar rumah.
Pengelolaan limbah rumah tangga dapat dilakukan dengan membuat saluran air kotor dan bak peresapan. Ketentuan pengelolaan yaitu limbah tidak mencemari sumber air, tidak menimbulkan bau, dan tidak mencemari permukaan tanah.
Selain 4 aspek diatas, masih ada aspek yang harus diperhatikan untuk mewujudkan rumah mungil yang sehat, seperti penggunaan material bangunan rumah yang berkaitan dengan isu environment, health, and safety. Persyaratan tentang kesehatan rumah tinggal dapat juga disesuaikan berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 829/Menkes/SK/VII/1999.
Bagaimana dengan rumah tinggal Anda?, Apakah telah sesuai persyaratan rumah mungil yang sehat?. Jika Anda ingin mendapat inspirasi Desain Rumah Idaman dan sesuai standar kesehatan, silahkan mengunjungi situs www.ideaonline.co.id. Anda akan mendapatkan berbagai informasi tentang membangun, merenovasi, menata, mempercantik, bahkan merawat rumah pada situs iDEA Online. Ayo wujudkan Rumah Mungil Yang Sehat Anda.